
Susuk merupakan budaya yang dikembangkan di nusantara sejak zaman kerajaan tempo dulu. Susuk hingga kini masih diminati, karena keampuhannya menggerakan ion positif didalam tubuh penggunanya untuk berbagai kepentingan. Salah seorang pemakaiannya disebut-sebut adalah Raja Mulawarman, yang tidak lain adalah Raja ketiga setelah Raja Aswawarman dan Raja Kudungga yang memimpin Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
Susuk kemudian menjadi budaya di nusantara, yang mengalami perkembangan, sesuai dengan perkembangan kebudayaan dan keyakinan masyarakat nusantara itu sendiri. Sampai kini pemakaian susuk masih diminati. Itu terbukti, cukup banyak orang yang meminta dibuatkan susuk. Antara lain untuk kepentingan mempertahankan keharmonisan rumah tangga, untuk perjodohan, pelaris, kewibawaan, kecantikan, mempertajam intuisi atau daya serap, pengasihan dan untuk peningkatan karir.
Dalam perkembangannya, susuk menjadi beraneka ragam. Ada pula yang menggunakan dari mulai besi putih, perunggu, perak hingga emas. Dan sekarang, tidak sedikit orang yang meminta dibuatkan dari mulai batu permata seperti intan hingga berbentuk parfum.